Saya pernah diberitahu kalau bentuk cincin pernikahan yang bagus itu ya yang polos, yang menyimbolkan kasih yang tidak berujung. Ceileh. Waktu teman-teman saya sebelumnya menikah, kyknya pada serius banget bikin desain cincin sendiri. Saya pun jd meniatkan demikian dalam hati. Tapi apa daya, namanya gadis malas dan ngga niat ya gini. Cincin saya beli di sebuah wedding expo di kala sedang dinas ke Jakarta. Bener-bener ngga niat. Sampai saat ini saya masih berpikiran mau ganti cincin lho saking ngerasa bersalahnya karena ngga niat gitu haha.
Cincin yang dibeli punyanya Frank & Co. Dari dulu selalu suka sama brand ini, tapi ngga punya alesan buat beli. Masa iya beli perhiasan mahal hanya buat aksesoris doang. Jadilah akhirnya saya beli cincinnya di vendor ini. Yang menyenangkan, service nya seumur hidup dan bisa dilakukan di toko Frank & Co mana saja. Karena saya emang orangnya jorok, jadi faktor ini jadi penting buat saya. Modelnya sederhana, dengan diamond kecil di tengah, sedikit ukiran dan doff, warna rose gold. Simple is beautiful, right? Karena belinya kecepetan, sering jadi jiper kalo ngeliat model cincin yang lain. Tapi kemudian menenangkan diri dengan berpikir kalau cincin itu hanya simbol. Jauh lebih penting memikirkan bagaimana caranya mengenakan cincin tersebut dengan setia sampai dilihat anak cucu nanti. Ihiy!
Setelah pilih cincin, dilema berikutnya adalah menentukan tulisan yang bakal diukir di cincin. Kalo nama doang, kok rasanya biasa aja ya. Jadilah kita googling-googling dulu. Akhirnya saya memutuskan menuliskan kata “MIZPAH 01.08.2015” di cincin kami. Mizpah adalah kata dalam bahasa Ibrani yang kurang lebih artinya “The LORD watch between me and thee, when we are absent one from another”. Berhubung kita dari pacaran sampai nikah sekarang seringnya jauh-jauhan, semoga tiap liat cincin ini jadi inget kalau selalu ada Tuhan yang menjaga walaupun pasangan ngga selalu ada di samping kita 🙂
Comments