LIVE IT!

tidbits of my life

The Venue

Saya selalu membayangkan resepsi pernikahan yang intimate. Kayaknya enak aja kalau datang ke pesta yang kita semua hampir saling kenal satu sama lain, trus pelayanan di pestanya juga oke karena tamunya ngga banyak. Karena itu, saya selalu membayangkan bisa menikah di hotel, full carpet, standing party, plus makanannya enak-enak. Udah itu aja. Tapi ternyata ya emang jalan hidup ngga semulus paha SNSD. Nikah itu, terutama di dunia Timur, lebih banyak merupakan urusan keluarga. Kalau mau intimate party seperti yang saya bayangkan ya bagusnya bikin resepsi terpisah untuk teman-teman. Tapi kalau gitu sakunya yang ngga kuat kakaaak. Kecuali saya atau si calon kayanya tajir melintir, yang buat pesta nikahan aja bisa ngabisin bermilyar-milyar tanpa ngerasain duit di tabungannya bahkan berkurang. Ihik.

Jadilah, banyak yang harus dikompromikan. Banyak pola pikir saya yang berubah dalam mempersiapkan ini itu. Berusaha berkompromi dan mengalah dengan orang tua, mendengarkan pertimbangan-pertimbangan tetua-tetua, dan berpikir realistis tentunya. Lagian, ngapain sih buang-buang uang dalam semalam saja tanpa mikirin orang tua dan masa depan nantinya?

ST_DSC_6327

Ada beberapa venue yang saya sasar, antara lain Balai Jend. M. Yusuf, Aston, Bambuden, Sahid Jaya, dan Grand Clarion. Karena satu dan lain hal, Papa saya kurang setuju jika menggunakan Balai Jend. M. Yusuf. Padahal di sini catering rekanannya murah banget dibanding hotel. Begitu pula dengan Bambuden Restaurant, padahal chinese food di sini endesss banget rasanya. Harganya juga terjangkau untuk Bambuden Restaurant I,II, dan III. Beda sama Bambuden Upper Hills yang harganya udah sekelas hotel berbintang. Bambuden Upper Hills yang baru mulai bisa dipakai per Mei 2015 ini sempat saya lirik juga, tapi karena quota minimal jumlah tamu sulit dipenuhi ya say bye bye deh.

Papa lebih pengen kalau kita resepsi di hotel aja biar ngga terlalu ribet. Iya sih, soalnya jadi ngga perlu milih catering. Tapi ya itu, harganya memang jauh beda sama resepsi di gedung pertemuan biasa. Finally, I’m going down to 3 options: Sahid Jaya, Aston, dan Grand Clarion. Sahid Jaya punya ukuran ballroom yang guedhe, plus hanya ada 1 resepsi di saat yang sama. Sayangnya, ukuran parkiran membuat pilihan Sahid jadi tereliminasi. Ukuran ballroom Aston hampir sama dengan 1/3 ballroom Grand Clarion. Harga paket juga sedikit lebih murah dibanding Grand Clarion dengan dekorasi yang sudah hampir lengkap (gate, standing flower, pelaminan) plus MC dan entertainment. Aston pun terpaksa dieliminasi karena posisi ballroom nya yang ada di Lt. 19. Pemandangan sih oke, tapi akses ke ballroom hanya dengan lift cukup menggangu orang tua saya. Finally, kita akhirnya book di Grand Clarion dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

So, here is the deal. Papa emang pengennya resepsi di hotel, karena berasa ngga terlalu ribet. Deal. Saya tidak ingin pesta yang terlalu besar, jadi kita memutuskan hanya membuka 1 hall berukuran 19 x 33 meter. Deal. Biasanya yang pesta di Grand Clarion ini minimal buka 2 hall (dari total keseluruhan ballroom 3 hall), di mana minimal pax yang harus dipesan untuk buka 2 hall ini adalah 1000. No, thank you. I just want an small intimate wedding reception with no more than 700 persons.

Layout Sandeq Ballroom Clarion

Layout Sandeq Ballroom yang hanya kita ambil Sandeq C nya aja

Selama beberapa bulan, saya selalu khawatir tentang venue ini. Saya khawatir 1 hall ini tidak akan cukup menampung seluruh tamu, apalagi kalau makanannya sampai kurang. Ternyata kekhawatiran saya tidak terjadi. Memang di awal sempat terjadi penumpukan di pintu masuk, namun mungkin karena ada photobooth juga, jadi agak membantu distribusi tamunya. Ruangan resepsi penuh, tapi masih memungkinkan pergerakan. Makanan pondokan habis dalam kurun waktu kurang dari sejam, namun makanan prasmanan yang cukup banyak akhirnya masih bersisa juga. Puji Tuhan, kami tidak kekurangan makanan seperti yang saya khawatirkan.

Di akhir acara, pengantin diberi kesempatan makan sepuasnya dengan dilayani oleh pegawai hotel. Jatah kamar kami juga diupgrade gratis  dari Junior Suite ke Honeymoon Suite. Beberapa hari sesudah acara, pihak Clarion juga mengirimkan bingkisan kue sebagai ucapan terima kasih serta mengirimkan bukti penerimaan papan karangan bunga untuk kami di hari H. Selama persiapan acara, kami dibantu oleh Mbak Fatiah yang sangat helpful. So, Grand Clarion menurut saya adalah venue yang cukup recommended dari segi service, tempat, harga, dan fasilitasnya.

4 comments on “The Venue

  1. ga di lampirkan PL nya…

    • Seli
      March 28, 2016

      PM aja ya sis buat PL nya hehe

  2. Vivianita
    April 3, 2016

    Boleh minta dikirim jg contoh pricelistnya 😊

  3. ari
    July 28, 2016

    bisa minta tlg krm PL nya? makasih..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Information

This entry was posted on September 23, 2015 by in bridestory, infinity, journey and tagged , , , , , , , , .
%d bloggers like this: