Malam Minggu kali ini saya habiskan di kosan saja. Tergeletak sakit, versi hiperbolanya, untuk sakit flu-batuk-demam-pilek yang saya derita beberapa hari ini. Memang benar adanya, kalau masa-masa sakit itu, ringan maupun berat, mampu mebangkitkan hal-hal melankolis dalam diri manusia. Membuat manusia merenung lebih banyak dibandingkan masa-masa ketika dia sedang sehat dan sibuk ini-itu.
Sembari tergeletak di tempat tidur, saya menghibur diri dengan memutar lau-lagu kesukaan saya. Salah satu lagu itu judulnya adalah Curhat buat Sahabat. Lagu ini ada dalam album Rectoverso karya Dewi Lestari. Daan.. karya Rectoverso juga cukup spesial karena berbentuk album lagu dan juga kumpulan cerpen yangs angat cocok untuk dinikmati bersama-sama. Saya juga sudah membaca kumpulan cerpen Rectoverso ini. Daan. Saya bisa menjamin kalau cerita-cerita di dalamnya mampu membangkitkan ke-melankolis-an saya. Worth reading.. and listening of course!
Sahabatku, usai tawa ini
Izinkan aku bercerita:Telah jauh, ku mendaki
Sesak udara di atas puncak khayalan
Jangan sampai kau di sanaTelah jauh, ku terjatuh
Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah aku disiniYang cuma ingin diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
Dan berbisik : ‘Pandang aku, kau tak sendiri,
oh dewiku…’
Dan demi Tuhan, hanya itulah yang, itu saja kuinginkan.Telah lama, kumenanti
Satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini, aku kan berjanji…Untuk diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring… sakit
Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik : ‘Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku…’
Membaca lirik dan mendengarkan lagunya saja pasti sudah cukup memberi gambaran kan mengenai kisah yang diceritakan di dalamnya. Yep, kisahnya tentang seorang gadis ceria dengan kekasih impiannya.. yang sayangnya jarang muncul dalam cerita. Yang lebih sering muncul dalam cerita adalah sahabat introvert si gadis.. yang sungguh amat sangat baik sekali. Selalu rela mendengarkan keluh kesahnya, dan sellau datang ketika dibutuhkan. Bahkan ia rela menembus hujan deras demi membawakan obat ketika sang gadis sedang sakit. Awww.. so sweet.
Mungkin begitulah adanya hidup. Seringkali kita justru mencari dan mencintai sosok impian yang berada jauh di sana.. mengingat setiap detal dari dirinya. Sementara, sebotol anggur putih selalu tersedia di hadapan kita.. seakan tersia-sia menunggu kerlingan mata kita. Rumput tetangga, sesuatu yang bukan dan mustahil menjadi miliki kita, justru selalu terlihat lebih menarik mata sebagus apapun apa yang ada di hadapan kita. What an irony.
“Sebotol anggur mahal anggur putih ada di depan matamumu, tapi kau tak pernah tahu. Kamu tetap menanti.. Segelas air putih”.
Comments